Cinta Tuhan, Rendah Hati, Jujur, dan Rajin

Dosa Harus Diselesaikan Lebih Dahulu Sebelum Kita Berdoa


Menyelesaikan dosa terlebih dahulu adalah mutlak

Salah satu hal yang menghalangi doa kita dijawab adalah karena adanya dosa tersembunyi dalam hidup kita. Setiap dosa harus diselesaikan terlebih dahulu di hadapan TUHAN. Yesaya 59:1-2, “Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar segala doamu”. Dosa tetaplah dosa, besar atau kecil, sengaja atau tidak sengaja. Bagi Allah, dosa tetaplah dosa — selama-lamanya.

Beberapa hal berikut ini dinasihatkan Alkitab tentang penyelesaian dosa kaitannya dengan doa.

Kita harus mengaku dengan jujur, dosa-dosa kita di hadapan TUHAN.

Waktu kita datang kepada Yesus, kita harus mengakui segala dosa kita. 1 Yohanes 1:9, “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan”. Kala Nehemia berdoa bagi pemulihan bangsanya, bagi pemulihan keluarganya, nehemia memulai doanya dengan mengakui segala dosa dan pelanggaran yang dilakukan oleh nenek moyangnya, yang dilakukan bangsanya dan keluarganya (Nehemia 1:5-11). Doa semacam ini sangat dihargakan oleh TUHAN. Kesadaran bahwa kita perlu diampuni terlebih dahulu adalah salah satu kekuatan doa orang percaya yang dibenarkan oleh TUHAN.

Kita harus menyelesaikan dengan ikhlas dosa-dosa kita terhadap yang lain.

Matius 5:23-24, “Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu”. Menyelesaikan dosa terlebih dahulu adalah mutlak. Sebab Matius 6:14-15 berkata, “Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di Sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu”.

Kita harus datang dengan tangan dan hati yang suci kepada TUHAN.

Setelah kita mengaku, kemudian menyelesaikan, maka kita harus memberi jaminan kepada hati kita bahwa semua telah “beres” di hadapan TUHAN dan di hadapan sesama kita. Daud brkali-kali berkata kepada TUHAN tentang ini. Daud berkata, “Ujilah aku, ya TUHAN, dan cobalah aku; selidikilah batinku dan hatiku …” (Mazmur 26:2-7)

— Pdt. J.H. Gurning —

Leave a comment